#PBA4 - Organizational Citizenship Behavior
Konsep
Organizational Citizenship Behavior (OCB)
pertama kali diperkenalkan oleh Bateman & Organ et al. (1983; dalam
Budihardjo, 2004) dan telah dibahas secara detail oleh Organ tahun 1988. Namun
jauh sebelum tahun tersebut Barnard (1938; dalam Budihardjo, 2004)
mempergunakan konsep OCB dan menyebutnya sebagai kerelaan bekerja sama (willingness to coorporate). Pada tahun
1964, Katz menggunakan konsep serupa dan menyebutnya sebagai inovatif dan
perilaku spontan (innovative and
spontaneous behaviours). Pembelajaran tentang OCB telah berkembang pesat
dalam beberapa tahun (Farh et al., 1997; dalam Budihardjo, 2004) dan telah
mengidentifikasikan kepentingan untuk efektifitas organisasi dan tim (Bateman
& Organ, 1983; Organ, 1988; Podsakoff et al., 1996; dalam Budihardjo, 2004).
Menurut
Organ (1988; dalam Hoffman et al., 2007) OCB adalah sebuah tipe spesial dari
kebiasaan kerja yang mendefinisikan sebagai perilaku individu yang sangat
menguntungkan untuk organisasi dan merupakan kebebasan memilih, secara tidak
langsung atau secara eksplisit diakui oleh sistem penghargaan formal. Organizational citizenship behavior
(OCB) berhubungan dengan informal, perilaku prososial yang dipesan oleh
karyawan dengan sukarela untuk membantu karyawan lain dalam suatu pekerjaan
(Mackenzie, Podsakoff & Fetter, 1993; Ensher, 2001; dalam Budihardjo,
2004). Sebagai perilaku yang digunakan untuk menolong karyawan lain
menyelesaikan sebuah proyek, memberikan bantuan saran atau sugesti, dan menawarkan
umpan balik yang positif dalam tugas kerja (Organ & Ryan, 1995; Podsakoff,
Mackenzie & Hui, 1993; dalam Budihardjo, 2004).
Kemudian
(Organ, 1988; dalam Hoffman, 2007) mengidentifikasikan 5 dimensi tentang OCB,
yaitu: altruism, courtesy, civic virtue,
conscientiousness dan sportsmanship.
1.
Altruism, yaitu
perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada tugas-tugas yang
berkaitan erat dengan operasi-operasi organisasional. Misalnya,
karyawan yang sudah selesai dengan pekerjaannya membantu karyawan lain dalam
menghadapi pekerjaan yang sulit.
2.
Civic Virtue,
menunjukkan partisipasi sukarela dan dukungan terhadap fungsi-fungsi organisasi
baik secara professional maupun social alamiah. Secara sukarela
berpartisipasi, bertanggung jawab dan terlibat dalam mengatasi masalah-masalah
organisasi demi kelangsungan organisasi. Misalnya, aktif berpartisipasi dalam
rapat organisasi.
3.
Conscinetiousness, berisi
tentang kinerja dari prasyarat peran yang melebihi standar minimum. Perilaku
tersebut melibatkan kreatif dan inovatif secara sukarela untuk meningkatkan
kemampuannya dalam bekerja demi peningkatan organisasi. Karyawan tersebut
melakukan tindakan-tindakan yang menguntungkan organisasi melebihi dari yang
disyaratkan, misalnya berinisiatif meningkatkan kompetensinya, secara sukarela
mengambil tanggung jawab diluar wewenangnya. Misalnya, mengikuti seminar dan
kursus yang di sediakan organisasi.
4.
Courtesy, adalah
perilaku meringankan problem-problem yang berkaitan dengan pekerjaan yang
dihadapi orang lain. Misalnya, membantu dalam mempergunakan
peralatan dalam bekerja. Dimensi ini juga disebut altruism, peace making, atau
cheerleading
5.
Sportmanship, berisi
tentang pantangan-pantangan membuat isu yang merusak meskipun merasa jengkel. Perilaku
ini menunjukkan suatu daya toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang
kurang atau bahkan tidak menyenangkan. Menurut Podsakoff (2000; dalam
Budihardjo, 2004) dimensi ini kurang dapat perhatian dalam penelitian empiris.
Dikatakan pula bahwa sportsmanship seharusnya memiliki cakupan yang lebih luas:
dalam pengertian individu tidak hanya menahan ketidakpuasan tetapi individu
tersebut harus tetap bersikap positif serta bersedia mengorbankan
kepentingannya sendiri demi kelangsungan organisasi.
Referensi:
Agus, T & The Elisabeth C., S. (2009). Organizarional Citizenship
Begavior dan Pengaruhnya Terhadap Keinginan Keluar dan Kepuasan Kerja
Karyawan. Universitas Kristen Maranatha: Jurnal Manajemen. Vol.7
No.9.
Lee, K.,
& Allen, N. J. (2002). Organizational citizenship behavior and workplace
deviance: the role of affect and cognitions. Journal of Applied Psychology, 87(1), 131.
Lam, C. F., Liang, J., Ashford, S. J., & Lee, C.
(2015). Job insecurity and organizational citizenship behavior: Exploring
curvilinear and moderated relationships. Journal of Applied Psychology, 100(2),
499.
x
Komentar
Posting Komentar